KAWASAKI SYNDROM

Penyakit Kawasaki bukanlah penyakit pada sepeda motor Kawasaki, tetapi suatu kumpulan gejala penyakit yang menimbulkan kesakitan pada pembuluh darah di mana 20% hingga 40% kasus akan berakhir pada kerusakan pembuluh darah jantung. Penyakit ini pertama kali dideteksi oleh dokter berkebangsaan Jepang, Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967 di Jepang.

Penyakit Kawasaki bukanlah penyakit pada sepeda motor Kawasaki, tetapi suatu kumpulan gejala penyakit yang menimbulkan kesakitan pada pembuluh darah di mana 20% hingga 40% kasus akan berakhir pada kerusakan pembuluh darah jantung. Penyakit ini pertama kali dideteksi oleh dokter berkebangsaan Jepang, Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967 di Jepang. Penyebab penyakit ini hingga kini tidak diketahui, namun gejala gejala yang ditimbulkan sangat spesifik sehingga dalam dunia kedokteran dikenal sebagai syndrome Kawasaki. Penyakit ini menyebabkan radang dari seluruh pembuluh darah dalam tubuh, namun yang sangat khas diserang adalah radang dari pembuluh darah koroner jantung.
Beberapa hal yang dapat dipantau dari penyakit penyakit ini terutama mengenai anak 8 bulan hingga 5 tahun, dan terutama mengenai anak anak di negara berkembang. Di negara maju seperti Jepang, didapatkan 125.000 kasus sejak 1967 hingga 1999. Di Negara Berkembang, didapatkan 50 – 100 kasus per 100.000 anak di bawah 5 tahun, per tahun, dengan perbandingan anak lelaki banding anak perempuan 1½ : 1. Di Indonesia sendiri pada penelitian bulan Januari 2005, didapatkan 100 kasus, di mana sebagian besar kasus terjadi pada anak anak usia 3 bulan hingga dibawah 4 tahan, namun kurang pada bayi usia dibawah 3 bulan atau anak diatas 8 tahun. Diperkirakan di Indonesia, penyakit Kawasaki mengenai 6-000 kasus hingga 7000 kasus pertahun berdasarkan perhitungan statistik, di mana secara alamiah kasus ini lebih sering didapatkan pada anak keturunan cina.. Penyakit Kawasaki belum banyak diketahui masyarakat kedokteran sehingga belum banyak kasus yang diketahui dan diobati. Dalam masyarakat umum, penyakit ini lebih tidak dikenal mengingat waktu penemuannya belum terlalu lama, sehingga jumlah kasus yang terdeteksi masih terlalu kecil, dan tidak segera menyebabkan kematian.
Beberapa gejala klinik yang telah didapat serta didata oleh para ahli dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap awal dimana gejala khuus akan timbul 10 hari pertama dan gejala masa laten yang timbul hari ke 11 hingga hari ke 25. Gejala yang timbul sepuluh hari pertama adalah panas yang tidak bereaksi pemberian terhadap obat panas serta anti biotik dan keadaan ini akan berlangsung satu minggu hingga 4 minggu. Terjadi kemerahan pada kedua bola mata, namun tidak disertai adanya kotoran mata atau cairan lain dari mata. Pada penderita Kawasaki didapatkan pula kemerahan pada mulut lidah dan jaringan sekitarnya serta pecahnya kulit permukaan bibir akibat panas yang berkepanjangan. Warna kemerahan pada lidah dikenal sebagai strawberry tongue yang merupakan gejala yang sangat spesifik bagi penyakit ini.
Terdapat warna kemerahan pada kulit yang segera menghilang bila kulit tersebut ditekan pada sebagian besar tubuh penderita. Selain itu didapatkan adanya pembesaran kelenjar leher pada satu sisi saja yang nyeri tekan. Kadar Thrombosit biasanya akan sangat meningkat dibandingkan dengn kadar normal dan merupakan hal yang sangat spesifik dalam menentukan cirri penyakit Kawasaki. Didapatkan pula tanda infeksi pada saluran kencing dengan ditandai keluarnya nanah (pyuria) dari lubang air seni (pada 60% kasus), kelainan hati (40% kasus), adanya reumatik pada 30% kasus dan kadang kala gejala radang saraf/radang otak penderita. Kemungkinan anak anda menderita Kawasaki syndrome bila dokter mendapatkan minimal 4 gejala yang diatas. Kemungkinan terkena penyakit Kawasaki juga bisa dipastikan bila kita mendapatkan kurang dari 4 gejala di atas namun kita mendapatkan kelainan pembuluh darah jantung pada pemeriksaan jasmani.
Di hari ke 11 hingga ke 25 didapatkan adanya pengelupasan kulit pada ujung tangan dan ujung kaki yang sangat berlebihan. Tanda-tanda kemerahan pada kulit, demam dan pembesaran kelenjar berangsur kurang dan akhirnya menghilang dengan meninggalkan gejala sisa pengelupaan kulit. Dalam pemeriksaan secara teliti kelainan cardiovascular semakin bertambah atau membesar. Penurunan kadar ke arah kadar thrombosit yang normal, menunjukkan adanya perbaikan, apalagi bila kenaikan tingkat kesehatan kondisi tubuh.
Beberapa penyakit yang sangat mirip dan harus dibedakan dengan penyakit Kawasaki adalah penyakit Campak (Morbili), penyakit Allergi Steven Johnson, radang kuman Staphylococcus, keracunan makanan atau keracunan obat. Perbedaan ini penting karena obat yang akan diberikan akan sangat berbeda dan hasil akhir serta tingkat kerusakan ditubuh yang terjadi juga akan sangat berbeda.