Sekilas Tentang Jepang

Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon dengarkan, secara harfiah: "asal-muasal matahari") adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di suatu rantai kepulauan benua Asia di ujung barat Samudra Pasifik. Pulau-pulau paling besar adalah, dari utara ke selatan, Hokkaido (北海道), Honshu (本州, pulau terbesar), Shikoku (四国), dan Kyushu (九州). Beberapa pulau-pulau kecil berada di dekat keempat pulau ini, termasuk sebuah kelompok pulau-pulau kecil yang berada di sebelah selatan di Okinawa.

Nama Jepang

Jepun disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本. Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, sedangkan Nihon biasanya digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan harian.

Kata Nippon dan Nihon berarti "negara matahari terbit". Nama ini berasal dari utusan resmi negara China, dan merujuk kepada kedudukan relatif Jepang di sebelah timur benua Asia. Sebelum itu, Jepang dikenal sebagai Yamato (大和). Wa (倭) digunakan di negara China pada zaman Tiga Negara.

Kata Jepang dalam bahasa Indonesia diturunkan dari kata Jepun, berasal dari bahasa Kanton, yang membawa sebutan Yat Pun.

Sebutan resmi Jepang dalam bahasa Jepang ialah Nipponkoku atau Nihonkoku (日本国), yang berarti "negara Jepang".

Sejarah Jepang

Prasejarah

Sebuah bejana dari masa Jomon Pertengahan (3000-2000 SM).

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan Tiongkok dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.

Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul (hunter-gatherer) semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.

Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti pertanian beras, pengairan dan permbuatan besi dan perunggu, yang dibawa serta migran-migran dari Korea, Tiongkok dan bagian-bagian lain di Asia.

Periode tersebut dilanjutkan periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Pada tahun 538, kedatangan agama Buddha menandai berawalnya Zaman Klasik.

Zaman Klasik

Patung Buddha di Todaiji, Nara, yang dibuat pada tahun 752.

Menurut mitologi tradisional Jepang, Jepang didirikan oleh Kaisar Jinmu pada abad ke-7 SM, yang memulai mata rantai kaisar-kaisar yang masih belum putus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, para shogun, pihak militer, dan pada zaman modern, perdana menteri.

Bagian sejarah Jepang meninggalkan catatan dimulai pada abad ke-5 dan 6 Masehi, saat sistem tulisan Tionghoa, agama Buddha, dan kebudayaan Tionghoa lainnya diperkenalkan Baekje, sebuah kerajaan di Korea. Melalui Perintah Perubahan Taika pada tahun 645, Jepang memperkuat penggunaan kebudayaan-kebudayaan Tionghoa, dan menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Tiongkok. Ini membuka jalan bagi kekuatan filsafat Konfusianisme Tionghoa yang dominan di Jepang hingga abad ke-19.

Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang yang kuat yang dipusatkan pada sebuah istana kekaisaran di kota Heijo-kyo (kini Nara). Istana kekaisaran tersebut kemudian pindah ke Nagaoka dan lalu Heian-kyo (kini Kyoto), memulai "masa keemasan" kebudayaan klasik Jepang yang dipanggil periode Heian.

Zaman Pertengahan

Zaman pertengahan Jepang dicirikan bangkitnya kelompok penguasa yang terdiri dari para ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, jendral Minamoto no Yoritomo adalah orang pertama yang menjadi penguasa pada saat yang bersamaan dengan Kaisar; dia berkuasa di Kamakura, di sebelah selatan Yokohama masa kini. Setelah Yoritomo wafat, klan ksatria lainnya Hojo, mengambil kekuasaan sebagai semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan tersebut berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Tiongkok kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun Keshogunan Kamakura ini terbilang stabil, tak lama kemudian Jepang pecah kepada faksi-faksi yang saling berperang dalam masa yang kemudian dikenal sebagai Zaman Negara-Negara Berperang atau periode Sengoku.

Sekelompok orang-orang Portugis dari periode Nanban, abad ke-17.

Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris dari Eropa tiba di Jepang untuk pertama kalinya, mengawali periode "Nanban" ("orang-orang barbar dari Selatan") yang diisi pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan dunia Barat. Sekitar masa yang sama, Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyasu, makin memperkuat kontrolnya terhadap negara-negara berperang tersebut. Penanganan Nobunaga terhadap negara yang semena-mena dan otoriter membuatnya menjadi penguasa yang tidak disukai, meski kejeniusan militernya tidak dapat disangkal. Penjajahan terhadap Korea yang dilaksanakan Hideyoshi pada tahun 1592 juga membuat namanya tercemar dalam sejarah Jepang, khususnya setelah Jepang berhasil diusir pasukan Dinasti Ming dari Tiongkok dan angkatan laut Korea.

Tokugawa akhirnya mempersatukan negara setelah mengalahkan para musuhnya pada Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, dan memindahkan ibu kota ke Edo (kini Tokyo) dan memulai Keshogunan Tokugawa.

Keshogunan Tokugawa, yang curiga terhadap pengaruh misionaris Katolik, melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa kecuali hubungan terbatas dengan pedagang Belanda di pulau Dejima. Mereka juga menjadi lebih berhati-hati terhadap pedagang dengan Tiongkok, khususnya setelah suku Manchu menguasai Tiongkok dan mendirikan Dinasti Qing. Suku Manchu menguasai Korea pada tahun 1637, dan pihak Jepang takut akan kemungkinan invasi dari suku Manchu. Jepang karena itu menjadi bahkan lebih terisolasi lagi dibandingkan sebelumnya. Periode pengurungan diri ini berakhir dua setengah abad kemudian, pada masa persatuan politis yang dikenal sebagai periode Edo, yang dianggap sebagai masa puncak kebudayaan pertengahan Jepang.

Zaman Modern

Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun 1942.

Pada tahun 1854, Komodor AS, Matthew Perry memaksa dibukanya Jepang kepada Barat melalui Persetujuan Kanagawa. Para samurai yang menganggap bahwa ini menunjukkan lemahnya keshogunan mengadakan pemberontakan yang berujung kepada Perang Boshin pada tahun 1867-8. Pihak keshogunan akhirnya mundur dan Restorasi Meiji mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Jepang mengadopsi beberapa institusi Barat pada periode Meiji, termasuk pemerintahan modern, sistem hukum, dan militer. Perubahan-perubahan ini mengubah Kekaisaran Jepang menjadi kekuatan dunia yang mengalahkan Tiongkok dalam Perang Tiongkok-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang. Hingga tahun 1910, Jepang telah menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.

Awal abad ke-20 sempat menjadi saksi mata kepada "demokrasi Taisho" yang lalu diselimuti bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tahun 1936, Jepang menanda tangani Pakta Anti-Komintern dan bergabung dengan Jerman dan Italia untuk membentuk suatu aliansi axis. Pada tahun 1937, Jepang menginvasi Manchuria yang menyebabkan terjadinya Perang Tiongkok-Jepang (1937). Pada tahun 1941, Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan membawa AS memasuki Perang Dunia II. Setelah kampanye yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang awalnya dimilikinya, dan AS mulai melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya serta pengeboman atom terhadap Hiroshima dan Nagasaki. Jepang akhirnya menyerah kepada pihak Sekutu pada 15 Agustus 1945.

Pendudukan Amerika secara resmi berakhir pada tahun 1952, meski pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di Okinawa. Jepang menggunakan konstitusi baru sejak tahun 1947, yang menetapkan negara tersebut sebagai negara demokratis pasifis. Setelah pendudukan tersebut, produk domestik bruto Jepang tumbuh menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia di bawah program pengembangan industri yang agresif, proteksionisme, dan penundaan pertahanan strategis kepada AS. Meskipun pasar saham sempat jatuh dengan tajam pada tahun 1990 dan negara tersebut hingga kini masih belum pulih sepenuhnya dari hal itu, Jepang tetap merupakan sebuah kekuatan ekonomi dunia dan akhir-akhir ini telah mulai bangkit sebagai kekuatan strategis dengan mengirimkan pasukan non-pertempuran ke Perang Teluk, upaya kemanusiaan PBB untuk membangun kembali Kamboja, dan invasi AS terhadap Irak pada tahun 2003.

Politik

Wilayah jajahan Jepang pada masa puncaknya yang meliputi seluruh Indonesia dan sebagian besar Asia Timur dan Tenggara.

Parlemen

Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional berdasarkan sistem Britania, dengan parlemen dua kamar yang disebut Kokkai (国会). Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah Jepang (Shuugi-in, 衆議院 480 kursi); dan Majelis Tinggi Jepang (Sangi-in, 参議院, 247 kursi). Warganegara Jepang yang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.

Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para Menteri. Perdana Menteri merupakan salah seorang anggota parlemen yang dilantik oleh rekan-rekan sejawatnya. Perdana Menteri berkuasa melantik menteri-menteri yang lain.

Partai Demokrat Liberal (LDP) memerintah sejak 1955 (kecuali 1993) dan didirikan sebagai gabungan dua partai konservatif: partai Liberal dan partai Demokrasi. LDP kini memerintah bersama dengan partai agama Buddha, Partai Komeito Baru. Partai-partai oposisi termasuk Partai Demokrasi, Partai Demokrasi Sosial dan Partai Komunis.

Perdana Menteri terkini, Yasuo Fukuda dari partai LDP yang dilantik September 2007 menggantikan Abe Shinzo yang tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya, berasal dari partai yang sama.

Keluarga Kekaisaran

Tampak tengah Kaisar Akihito dan permaisuri, dan di sebelah kanan Pangeran Naruhito dan istri.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keluarga kekaisaran Jepang

Jepang memiliki sebuah keluarga kekaisaran yang diketuai oleh seorang kaisar, yang juga merupakan kepala negara Jepang. Namun, ia hanya memainkan peranan dalam upacara-upacara istiadat dan tidak memiliki kekuasaan apapun yang berkaitan dengan pemerintahan negara. Kaisar Jepang merupakan lambang perpaduan negara dan rakyat Jepang.

kaisar pada masa ini adalah Akihito (明仁), kaisar yang ke-125. Ia naik takhta setelah ayahandanya Hirohito, mangkat pada 7 Januari 1989. Ia ditabalkan pada 12 November 1990. Anandanya, Putra Mahkota Naruhito, menikah dengan rakyat biasa, Masako Owada, dan dikaruniai seorang anak perempuan, Puteri Aiko.

Geografi

Jepang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur benua Asia. Pulau-pulau utama Jepang, dari utara ke selatan, adalah Hokkaido, Honshu (pulau utama), Shikoku, dan Kepulauan Ryukyu yang terletak 600 km selatan barat Kyushu. Naha dan Okinawa merupakan salah satu pulau yang terkenal di kepulauan Ryukyu. Selain itu, Jepang memiliki sejumlah 3.000 pulau kecil.

73% negara Jepang terdiri dari gunung-gunung yang melintasi setiap pulau utama. Gunung yang paling tinggi adalah Gunung Fuji dengan ketinggian 3.776 m. Disebabkan oleh kontur tanah yang rendah, kebanyakan lereng bukit digunakan sepenuhnya untuk perusahaan pertanian. Dan kota-kota utama dibangun di setiap tanah yang terdapat di negara Jepang.

Jepang terletak di dalam zona gunung berapi yaitu di atas Lingkaran Api Pasifik. Ini menyebabkan Jepang kerap mengalami gempa bumi berkekuatan rendah dan kadang-kala merasakan letusan gunung berapi. Gempa bumi yang membinasakan juga dirasakan beberapa kali dalam satu abad. Gempa bumi ini sering menyebabkan terbentuknya tsunami. Gempa bumi yang terbaru adalah Gempa bumi Besar Hanshin yang terjadi pada tahun 1995. Disebabkan oleh keadaan geografinya, terdapat banyak sumber mata air panas di Jepang dan kebanyakan dijadikan daerah tujuan wisata.

Iklim

Jepang merupakan kawasan beriklim sederhana dengan empat musim yang jelas. Disebabkan oleh jarak yang jauh dari utara ke selatan Jepang, iklimnya berbeda dari kawasan ke kawasan di mana utara Jepang mengalami iklim yang sangat sejuk pada musim salju dan selatan Jepang mengalami iklim subtropis. Iklim Jepang juga dipengaruhi oleh tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim salju dan sebaliknya pada musim panas.

Akhir Juni dan awal Juli merupakan musim hujan bagi Jepang kecuali di Hokkaido, karena baiu zensen (梅雨前線) tetap di Jepang. Pada akhir musim panas dan awal musim gugur topan sering terbentuk. Topan ini terjadi sebagai akibat tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut dan sering membawa hujan yang sangat lebat.

Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim, yaitu:
Hokkaido: Hokkaido mempunyai iklim yang sederhana yang disertai musim salju yang panjang dan sejuk. Pada musim panas bersuhu rendah dan sejuk. Penguapan tidak besar tetapi kepulauan-kepulauannya sering membentuk tebing salju yang tinggi ketika musim salju.
Laut Jepang: Tiupan angin barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik tetapi kadangkala suhu kawasan ini dapat mencapai suhu yang sangat tinggi karena fenomena angin Foehn.
Dataran Tinggi Tengah (Chuo-kochi): Mempunyai iklim kawasan pedalaman biasa. Perbedaan suhu antara musim panas dan musim dingin dan waktu malam dan siang amat berbeda. Penguapan ringan.
Laut Pedalaman Seto: Iklim sederhana sepanjang tahun karena kawasan gunung Chugoku dan gunung Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim.
Lautan Pasifik: Mengalami musim sejuk yang mempunyai sedikit penurunan salju serta panas dan lembap pada masa musim panas disebabkan oleh tiupan angin musim dari tenggara.
Nansei-shoto (Ryukyu) atau kepulauan di barat daya Jepang: Mempunyai iklim subtropis Mengalami musim salju yang agak panas dan musim panas yang bersuhu tinggi. Penguapan sangat berat terutama pada musim hujan. Topan adalah perkara biasa.

Prefektur dan daerah

Jepun terbagi atas 47 prefektur, diperintah bebas dari pemerintahan pusat. Dari utara ke selatan, prefektur-prefektur ini adalah:1 Hokkaido
2 Aomori
3 Iwate
4 Miyagi
5 Akita
6 Yamagata
7 Fukushima
8 Ibaraki
9 Tochigi
10 Gunma
11 Saitama
12 Chiba
13 Tokyo
14 Kanagawa
15 Niigata
16 Toyama
17 Ishikawa
18 Fukui
19 Yamanashi
20 Nagano
21 Gifu
22 Shizuoka
23 Aichi
24 Mie
25 Shiga
26 Kyoto
27 Osaka
28 Hyogo
29 Nara
30 Wakayama
31 Tottori
32 Shimane
33 Okayama
34 Hiroshima
35 Yamaguchi
36 Tokushima
37 Kagawa
38 Ehime
39 Kochi
40 Fukuoka
41 Saga
42 Nagasaki
43 Kumamoto
44 Oita
45 Miyazaki
46 Kagoshima
47 Okinawa


Jepang juga sering terbagi atas 10 buah wilayah, yakni (dari utara ke selatan): Hokkaido, Tohoku, Hokuriku, Kanto, Chubu, Kansai (Kinki), Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Kepulauan Ryukyu.

Pertentangan wilayah

Jepang mempunyai persengketaan dengan Rusia atas Kepulauan Kuril yang diperintah oleh Rusia dan juga Batu Liancourt (bahasa Korea: Dokdo, bahasa Jepang: Takeshima), yang kini diduduki Korea Selatan. Kepulauan Senkaku (Bahasa Tionghoa: Diaoyutai) yang diperintah oleh Jepang dituntut oleh China dan Taiwan.

Ekonomi

Sewaktu krisis minyak, produksi mobil Jepang telah mengambil kesempatan dengan mengeluarkan mobil kecil dan hemat minyak seperti Honda Civic.

Industri konstruksi Jepang dibantu oleh proyek sipil yang besar. Antara lain yang paling terkenal ialah Bandara Internasional Kansai yang dibangun di atas sebuah pulau buatan, memakan harga AS$30 milyar.

Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Tiongkok dari segi paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tapi produktivitas lebih rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan.

Kerjasama di antara pemerintahan dan perindustrian, etika kerja yang sehat, penguasaan teknologi, penekanan terhadap pendidikan dan alokasi yang kecil untuk pertahanan (1% dari PDB) merupakan antara faktor-faktor yang memungkinkan Jepang berkembang pesat sehingga menjadi salah satu negara yang setanding dengan Amerika Serikat dan EU dari segi penguasaan ekonomi.

Ciri-ciri ekonomi jelas termasuk kerjasama dalam pengilangan, pembekalan, pengedaran, dan bank dalam kelompok yang terkait rapat yang dikenal sebagai keiretsu; perusahaan swasta berkuasa dan shunto; hubungan baik dengan birokrasi pemerintahan, dan jaminan karir sepanjang hayat (shushin koyo) untuk hampir sepertiga tenaga kerja di kota, biasanya kilang kolar biru dengan perusahaan kerja yang kuat. Perusahaan kecil dan sederhana, wanita, dan pekerja asing biasanya tidak mempunyai fasilitas seperti itu. Bagaimanapun, kebanyakan ciri tersebut semakin terkikis, dan keadaan ekonomi kini sedang berhadapan dengan stagnasi.

Perindustrian merupakan sektor ekonomi yang paling utama buat Jepang yang amat bergantung kepada pengimporan bahan mentah dan minyak. Pertanian yang merupakan sektor ekonomi yang kecil mempunyai subsidi yang tinggi dan merupakan satu sektor yang dilindungi. Ini dapat dilihat dengan jelas pada pertanian yang melibatkan beras. Beras yang diimpor dikenakan pajak sebanyak 490% dan pemerintahan hanya membolehkan kuota sebanyak 3% jumlah beras yang ada di pasaran beras. Selain mengawal pasaran beras, Jepang juga mengadakan usaha untuk menciptakan buah-buahan dan sayur-sayuran yang mempunyai rasa yang sedap namun mahal. Namun begitu ia sangat berkualitas tinggi. Biasanya Jepang mampu menampung keperluan beras rakyatnya sendiri (kecuali penggunaannya untuk membuat kerupuk nasi dan makanan diproses), namun negara ini perlu mengimpor kira-kira 50% keperluannya bagi jenis sereal lain dan makanan ternak Jepang mempunyai salah satu industri perikanan yang terbesar di dunia yang mencakup hampir 15% penangkapan ikan seluruh dunia, mendorong pada dugaan bahwa perikanan Jepang sedang mengakibatkan berkurangnya jumlah ikan di laut yang mendadak, khususnya ikan tuna.

Secara keseluruhan, selama tiga dekade, pertumbuhan ekonomi sebenarnya amat mengagumkan: mencatatkan rerata 10% pada dekade 1960-an, rerata 5% pada 1970-an, dan rerata 4% pada 1980-an. Pertumbuhan ini namun mulai menguap pada dekade 1990-an, terutamanya disebabkan dampak sampingan perburuhan secara berlebihan ketika lewat 1980-an dan dasar-dasar ekonomi pengurangan inflasi yang bertujuan memerah keluar kelebihan spekulasi pasaran saham dan penjualan tanah. Usaha-usaha pemerintahan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi kurang berhasil dan terus terjepit pada tahun 2000-2001 akibat ekonomi AS dan benua Asia turut menjadi lembab.

Hal itu menyebabkan PM Junichiro Koizumi mengesahkan atau meluluskan (tetapi adakalanya gagal) undang-undang perburuhan asing dan swastanisasi secara besar-besaran yang dipercayainya dapat membantu merangsang kembali ekonomi Jepang yang lengang ini. Sejauh ini undang-undang tersebut kelihatan menunjukkan dampaknya dalam pelbagai aspek seperti perburuhan asing, namun ini belum dapat membantu ekonomi Jepang untuk tumbuh kembali. Koizumi juga mencoba untuk meluluskan rancangan swastanisasi besar yang akan menswastakan semua kantor pos pemerintahan Jepang. Dalam fase pertamanya, menjelang 2007, kantor-kantor ini terbagi pada tujuh entitas dan daripadanya, entitas-entitas tersebut barangkali akan diambil alih oleh perusahaan-perusahaan besar.

Penyesakan kepadatan penduduk serta "penuaan" populasi (jumlah ManULa makin ramai, mengakibatkan penurunan populasi seperti yang diperkirakan) merupakan dua masalah jangka masa panjang yang utama, bahkan juga peningkatan biaya pemeliharaan kesihatan. Industri robot dijadikan kekuatan ekonomi jangka masa panjang yang amat penting, menyaksikan Jepang mempunyai 410.000 dari 720.000 buah robot yang berfungsi di seluruh dunia.

Sektor pertanian

Hasil utama pertanian Negara Jepang adalah bahan pangan. Walaupun hanya 16% dari luas daratan di Jepang yang dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil pertanian didukung oleh kesuburan lahan pertaniannya karena tanahnya mengandung abu vulkanis. Di samping itu, penggarapan lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan didukung teknologi yang maju. Hasil pertaniannya meliputi padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, teh, susu, peternakan babi, ayam, dan telur. Sayur-sayurannya berupa lobak, kol, ketimun, tomat, wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah jeruk dan apel.

Sektor perikanan

Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di belakang RRT dalam tonase penangkapan ikan—11,9 juta ton pada 1989, turun pelan-pelan dari 11,1 juta ton pada 1980. Setelah krisis energi 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun, dengan tangkapan tahunan pada perataan 1980-an 2 juta ton. Perikanan lepas pantai terhitung reratanya 50 % dari penangkapan ikan total negeri itu pada akhir 1980-an meski mengalami kenaikan dan penurunan berulang pada masa itu.

Perikanan pesisir oleh perahu kecil, jala, atau teknik campuran terhitung sekitar sepertiga produksi total industri itu, sedangkan perikanan pesisir laut oleh kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Perikanan laut dalam dari perahu menyusun sisanya. Di antara spesies ikan yang ditangkap misalnya: sarden, tuna, kepiting, udang, salmon, makerel.

Jepang mempertahankan armada perikanan terbesar di dunia dan terhitung sekitar 15% penangkapan global, memunculkan sejumlah pernyataan bahwa perikanan Jepang sedang menimbulkan pengurangan stok ikan seperti tuna. Japan juga menebarkan kontroversi dengan mendukung perburuan ikan paus.

Sektor industri

Industri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektronik konsumen (lihat industri elektronik konsumen Jepang), komputer, semikonduktor, besi, dan baja.

Industri penting lain dalam ekonomi Jepang adalah petrokimia, farmasi, bioindustri, galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan makanan yang diproses.

Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan mentah dan BBM.

2002 menyaksikan penurunan jumlah ladang manufaktur dalam negeri Jepang.

Sektor pertambangan

Pertambangan adalah industri yang sedang menurun di Jepang pada 1980-an. Produksi batu bara dalam negeri anjlok dari puncaknya 55 juta ton pada 1960 ke hampir lebih dari 16 juta ton pada 1985, sedangkan impor batu bara naik hingga sekitar 91 juta ton pada 1987. Perusahaan pertambangan batu bara dalam negeri menghadapi impor batu bara murah dan biaya produksi yang tinggi, yang menyebabkan defisit kronis pada 1980-an. Pada 1980-an, hampir sekitar 1 juta ton cadangan batu bara Jepang sebagian besar digunakan untuk batu arang. Sebagian besar batu bara yang dikonsumsi Jepang biasa digunakan untuk memproduksi pembangkit listrik.

Sektor jasa

Sektor jasa di Jepang terhitung sekitar tiga perempat penghasilan ekonomi totalnya. Bank, asuransi, real estate, transportasi, dan telekomunikasi semuanya adalah industri utama seperti Mitsubishi UFJ, Mizuho, NTT, TEPCO, Nomura, Mitsubishi Estate, Tokio Marine, Japan Railway, Seven & I, ANA yang terhitung sebagao salah satu perusahaan besar dunia. Pemerintahan Koizumi menswastakan Japan Post, asalah satu penyedia simpanan dan asuransi terbesar di negeri itu dari 2014. 6 keiretsu utama adalah Mitsubishi, Sumitomo, Fuyo, Mitsui, Dai-Ichi Kangyo dan Sanwa Groups. Jepang adalah rumah bagi 326 perusahaan dari Forbes Global 2000 atau 16,3% (dari 2006).

Kemasyarakatan

Demografi

Orang Jepang merupakan sebuah masyarakat yang homogen dari segi suku dan bahasa, masyarakat Jepang secara etnis dan bahasa (linguistik) adalah homogen, dengan sedikit penduduk asing yang kebanyakan dari Korea Utara dan Selatan (1 juta), Okinawa (1,5 juta), China dan Taiwan (0,5 juta), Malaysia (0,5 juta), Filipina (0,5 juta), dan Brazil (250,000), termasuk juga minoritas suku asli Ainu di Hokkaido. 99% penduduk bertutur bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.

Kewarganegaraan Jepang biasanya diberikan semenjak dilahirkan, yaitu apabila anggota keluarga mendaftar kelahiran bayi dalam daftar keluarga yang dipegang oleh kantor bangsal asing. Walaupun begitu, kelahiran di Jepang semata-mata tidak menjamin kewarganegaraan. Minoritas penutur bahasa Jepang tunggal seringkali tinggal di Jepang selama beberapa generasi dengan status penduduk tetap tanpa mendapat kewarganegaraan dalam negara kelahiran mereka. Penduduk keturunan Jepang yang kembali ke Jepang dari seberang laut mempunyai kewarganegaraan sekiranya kelahiran mereka di negara asing didaftarkan bagi pihak anggota keluarga mereka. Kadangkala mereka yang pulang tidak dianggap Jepang sebenarnya dan seringkali dicurigai sebagai keturunan kasta Burakumin semasa zaman feodal, kelompok penduduk yang diketahui hijrah ke negara Amerika Selatan, dan sering kali menjadi korban diskriminasi.

Rerata umur penduduk Jepang adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Tingkat kesuburan rakyat Jepang menurun setelah Perang Dunia II dan menurun sekali lagi pada pertengahan 1970an karena banyak wanita Jepang memilih berkarir dan tidak menikah. Jepang juga mempunyai harapan hidup yang paling tinggi di dunia. Pertumbuhan penduduk Jepang diperkirakan akan berhenti sama sekali pada tahun 2007 dengan 20% penduduk berumur lebih dari 65 tahun. Perubahan dalam struktur demografi telah menimbulkan pelbagai isu sosial, terutama potensi penurunan tenaga kerja dan peningkatan biaya keselamatan sosial seperti rencana cuti umum. Ahli demografi pemerintahan Jepang kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah ini. [1]. Imigrasi dan penggalakan kelahiran kadangkala dicadangkan sebagai satu cara penyelesaian untuk membekali tenaga kerja muda untuk menyokong masyarakat yang semakin tua ini. Imigrasi tidak populer di khayalak ramai sebagai akibat peningkatan dalam tingkat kejahatan yang seringkali dikatakan disebabkan orang asing yang tinggal di Jepang.

Agama

Kebanyakan rakyat Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek-moyang mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Pada hari ini Shinto, suatu agama yang berasal dari Jepang sudah hampir luput dari perhatian dan hanya diketahui oleh beberapa cendekiawan saja. Kebanyakan ajaran Buddha dan Shinto hanya dipraktikkan di dalam budaya seperti adab dan perkawinan. Sejumlah minoritas menganut agama Kristen, Shamanisme dan agama-agama Baru seperti Soka Gakkai. Sebagian agama baru ini berkait rapat dengan agama Buddha.

Pendidikan

Tingkat melek huruf: 99,8 (1990), 100,0% (2000)
Pendidikan wajib: 9 tahun (Dari umur 6 ke 15 tahun)
Jumlah pelajar sekolah menengah yang maju ke pendidikan tinggi kira-kira 96%

Budaya

Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula China dan Korea banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, mempengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Jepun turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.

Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar. Anime, manga, mode, film, kesusasteraan, permainan video, dan musik Jepang menerima sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka mempengaruhi mode dan trend seluruh dunia. Pasaran muda-mudi yang amat cemerlang membawa ujian kepada barang-barang pengguna elektronik yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.

Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai: olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat meningkatkan kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.

Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari pelbagai jenis ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen panas dan shabu-shabu pada musim dingin.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang

1 komentar:

LieCute mengatakan...

Wow its good article!!!